Sexy Banget

Rabu, 04 Januari 2012

Kesehatan Mental

Kesehatan mental sebagai salah satu cabang ilmu jiwa sedah dikenal sejak abad ke-19, spt di Jerman pada tahun 1875 walaupun dalam bentuk yang sederhana.
Sekarang kesehatan mental berkembang pesat dg banyaknya klinik-klinik kesehatan mental, penyuluhan dan lembaga-lembaga kesehatan mental.
1. Pengertian

Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene, mental dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata mental memilki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental atau kepribadian sehat.


Dalam pengertian sempit kesehatan mental yaitu absennya seseorang dari gangguan dan penyakit jiwa.


Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial) (Mujib dan Mudzakir, 2001, 2003).


Kesehatan mental adalah kemampuan individu dalam penyesuaian terhadap diri sendiri dan lingkungan sosialnya.

Musthafa fahmi mendefinisikan dg 2 pola. Pola negative, kesehatan mental yaitu terhindarnya seseorang dari neorosis dan psikosis. Pola positif, kemampuan individu dalam penyesuaian diri dg lingkungan sosialnya.

Zakiah Daradjat mendefinisikan kesehatan mental sebagai terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dg dirinya sendiri dan lingkunganny a, berlandaskan keimanan dan ketaqwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan di akhirat.

2. Ciri-ciri Mental yang Sehat

Orang yang sehat mental akan senantiasa merasa aman dan bahagia dalam kondisi apapun, ia juga akan melakukan intropeksi atas segala hal yang dilakukannya sehingga ia akan mampu mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri.


• Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan.
• Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah sendiri
• Merasa lebih puas memberi dari pada menerima
• Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas
• Berhubungan dengan orang lain secara tolong-menolong dan saling memuaskan
• Menerima kekecewan sebagai pelajaran
• Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif
• Mempunyai rasa kasih sayang yang besar.
(WHO, 1959)
Tahun 1984 WHO menambahkan kriteria sehat mental kepada empat dimensi : bio-psiko-sosio-spritual.

• Memiliki sikap batin (Attidude) yang positif terhadap dirinya sendiri.
• Aktualisasi diri
• Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi psikis
• Mampu berotonom terhadap diri sendiri (Mandiri)
• Memiliki persepsi yang obyektif terhadap realitas yang ada
• Mampu menselaraskan kondisi lingkungan dengan diri sendiri. (Jahoda, 1980) ; pelopor gerakan kesehatan mental.


Al-Ghazali, Ibnu Qayyim dan Najati berpendapat bahwa individu yang sehat mentalnya adalah individu yang mempunyai qalbun salim (hati bersih) yang mampu mewujudkan keharmonisan antara fungsi-fungsi jasmani dan rohani, mampu memenuhi kebutuhan keduanya dan menselaraskan dengan batasaan-batasan sesuai perintah Allah.


Adapun gangguan mental yang dijelaskan oleh (A. Scott, 1961) meliputi beberapa hal :
1. Salah dalam penyesuaian sosial, orang yang mengalami gangguan mental perilakunya bertentangan dengan kelompok dimana dia ada.
2. Ketidak bahagiaan secara subyektif
3. Kegagalan beradaptasi dengan lingkungan
4. Sebagian penderita gangguan mental menerima pengobatan psikiatris dirumah sakit, namun ada sebagian yang tidak mendapat pengobatan tersebut.
.

3. Agama dan Kesehatan Mental

Pada abad 17, pasien yang sakit hanya diidentifikasi dengan medis, namun pada abad 19 para ahli kedokteran menyadari bahwa adanya hubungan antara penyakit dengan kondisi psikis manusia. Hubungan timbal balik ini menyebabkan manusia menderita gangguan fisik yang disebabkan oleh gangguan mental (Somapsikotis) dan sebaliknya gangguan mental dapat menyebabkan penyakit fisik (Psikomatik).


Sejumlah kasus menunjukkan adanya hubungan antara factor keyakinan dengan kesehatan mental sudah disadari para ilmuan sejak dulu.

Ilmu kedokteran jiwa dan ilmu kesehatan jiwa paling dekat dengan agama, bahkan terdapat titik temu di antara keduanya. (Dadang Hawari, 1999) Pentingnya peranan agama dalam kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa elah diakui para pakar kedokteran jiwa dan kes.jiwa di seluruh dunia.

Dari berbagai penelitian yang dilakukan para pakar dapat disimpukan bahwa (1) komitmen agama dapat mencegah dan melindungi seseorang dari penyakit, meningkatkan kemampuan mengatasi penyakit dan mempercepat penyembuhan. (2)agama lebih bersifat protektif dan pencegahan, (3)komitmen agama mempunyai hubungan signifikan dengan keuntungan klinis.
(Dadang Hawari, 1999)

4. Islam dan Kesehatan Mental

"Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. (al-Fushshilat ; 44)

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar-Ra’d : 28)

Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Al-A’raf : 35)

Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi[1394] dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (Al-Fath : 4)

5. Metode Perolehan dan Pemeliharaan Kesehatan Mental

Dalam perspektif Islam ada 3 metode :
1) Metode takhalli, tahalli dan tajalli,
2) Metode syari’ah, thariqah, hakikah dan ma’rifah
3) Metode iman, islam dan ihsan.



Kecerdasan Intelektual, Emosional, Moral, Spritual, Agama dan Kecerdasan Qalbiah

1. Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan yang berhubungan dengan proses kognitif, seperti berfikir,daya menghubungkan, menilai/mempertimbangkan segala sesuatu. Atau yang berhubungan dg strategi pemecahan masalah yang mempergunakan logika.

Ada 30 faktor yang menjadi tolak ukur kecerdasan intelektual.

dalam 7 diantaranya yang umum yaitu :
• Mudah mempergunakan bilangan
• Baik ingatan
• Mudah menagkap hubungan percakapan.
• Tajam penglihatan
• Mudah menarik kesimpulan dengn data yang ada.
• Cepat mengamati dan/cakap dalam memecahkan problem.

2. Kecerdasan Emosional
Emosi; Suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. (Daniel Goleman)

Emosi ; Keadaan yang mempengaruhi dan menyertai penyesuaian di dalam diri, keadaan yang merupakan penggerak mental dan fisik. (Crow and Crow)

Kecerdasan emosi ; untuk menggambarkan sejumlah kemampuan mengenali emosi diri sendiri, mengelola dan mengekspresikannya dengan tepat, memotivasi diri, mengenal orang lain dan membina hubungan dengan orng lain. (Salovy & Mayor)

3. Kecerdasan Moral
Kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan yang tumbuh perlahan-lahan untuk merenungkan mana yang benar dan salah dengan menggunakan sumber emosional dan intelektual. (Robert Coles)

Indikator moral yang cerdas ; mempunyai pengetahuan tentang moral yang benar dan buruk, kemudian menginternalisasikan moral yang baik dalam kehidupan dan menghindarkan diri dari moral yang buruk.

4. Kecerdasan Spritual
Kemampuan seseorang dalam mengelola dan mendayagunakan makna-makna, nilai-nilai, dan kualitas kehidupan spritualnya. (Donah Zohar & Ian Marshall ; Spritual Intelegence the Ultimate Intellegence, 2000)


5. Kecerdasan Agama
Kecerdasan yang berhubungan dengan kualitas beragama dan bertuhan. Kecerdasan ini mengarahkan seseorang untuk berperilaku secara benar, yang puncaknya menghasilkan ketakwaan yang mendalam dengan dilandasi oleh 6 kompetensi keimanan, 5 potensi keislaman dan multi kompetensi keihsanan.

6. Kecerdasan Qalbiah
Qalbu ; Sebagai alat untuk menangkap hal-hal yang doktriner, memperoleh hidayah, ketakwaan, rahmah serta mampu memikirkan dan merenungkan sesuatu. Kalbu bersifat teosentris. (Ma’an Ziyadah)

Qalbu ; Selain berdaya emosi juga berdaya kognisi (intuitif, ilham, ilmu laduni, firasat dll).
(al-Thabathabai ; al-Mizan Tafsir al-Qur’an)

Psikologi Sufistik lebih mengutamakan kecerdasan kalbu.

Kecerdasan Qalbiah ; Menggambarkan sejumlah kemampuan diri secara cepat dan sempurna untuk mengenali kalbu dan aktivitasny, mengelola dan mengekspresikn jenis-jenis qalbu secara benar, memotivasi qalbu untuk membina hubungan moralitas dengn orang lain dan hubungan ubudiyyah dengan Tuhan.

Ciri utamanya ; mempunyai respon yang intuitif ilahiyah, lebih mendahulukan nilai-nilai ketuhanan dari pada nilai-nilai kemanusiaan.

Jenis-jenis kecerdasan qalbiah ;
-Kecerdasan intelektual (intuitif) ; kec. qalbu yang berkaitan dg. penerimaan dan pembenarn pengetahuan yang bersifat dogma/ajaran agama, spt. Wahyu.
-Kecerdasan emosional ; kec. qalbu yang berkaitan dg. mengarahkan seseorang untuk bertindak secara hti-hati, waspada, tenang, sabar, tabah ketika musibah dan syukur ketika nikmat.
-Kecerdasan moral ; kec. qalbu yang berkaitan dg. Hubungan kepada sesama manusia dan alam semesta untuk bertindak baik.
-Kecerdasan spritual ; kec. qalbu yang berkaitan dg. kualitas batin seseorang untuk bertindak lebih manusiawi.
-Kecerdasan beragama ; kec. qalbu yang berkaitan dg. kualitas beragama dan bertuhan. Mengarahkan untuk bertakwa.

Kecerdasan beragama lebih tinggi hirarkinya dari pada kecerdasan2 yang lain.

Beberapa contoh bentuk kecerdasan qalbiah :
• al-Ikhbat ; kerendahan dan kelembutan hati, merasa tenang dan khusu’ dihadapan Allah.
• Zuhud
• Wara’ ; menjaga diri dari perbuatan yang tidak ma’ruf/kurang baik.
• Al-Raja’ ; mengharap kebaikan kepada Allah dengan usaha yang sungguh-sungguh.
• Al-Ri’ayah ; memelihara pengetahuan yang pernah diperoleh dan mengaplikasikannya dalam perilaku nyata.
• Ikhlas
• Istiqomah / komitmen
• Tawakkal ; menyerahkan diri sepenuh hati sehingga tidak ada beban psikologis.
• Sabar ; menahan diri dari yang dibenci dan tidak mengeluh.
• Syukur
• Al-Itsar ; mendahulukan kepentingan orang lain dalam hal muamalah.
• Tawadhu ; lawan dari sombong
• Qana’ah
• Takwa
• Dll.

Metode menumbuhkan kecerdasan qalbiah ;
Para Nabi dan orang-orang shaleh memiliki kecerdasan qalbiah melalui cara pensucian jiwa (tazkiyah al-nafs) dan latihan-latihan spritual (riyadhah)

Dalam wacana psiko sufistik puncak kecerdasan qalbiah para sufi sangat bervariasi. Al-Ghazali ; ma’rifah dan kehadiran Allah. Rabiah al-Adawiyyah ; al-Mahabbah, al-Hallaj ; al-hulul dan Ibnu Arabi dengan wihdah al-wujud.

Problem Masyarakat Modern

Dalam masyarakat modern terjadi perubahan nilai-nilai kehidupan antara lain :
- Pola hidup masyarakat dari sosial religius kepada individual, materialistis dan sekularis.
- Pola hidup sederhana kepada mewah konsumtif.
- Nilai-nilai kekeluargaan yang erat dan kuat cenderung kepada longgar dan rapuh.
- Ambisi karir dan materi tak terkendali. Dll.
(Dadang Hawari, 1997).

Perubahan-perubahan sosial yang cepat sebagai akibat modernisasi menyebabkan warga masyarakat kehilangan identitas diri. Problem psikologis yang timbul biasanya stress, depresi dan kecemasan.

Stress ; adalah tanggapan/reaksi tubuh terhadap berbagai tuntutan atau beban, stress dapat juga sebagai faktor pencetus, penyebab sekaligus akibat dari suatu gangguan atau penyakit.


“Hidup dengan stress tanpa harus mengalami stress”.

Depresi ; adalah salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan (afektif, mood) yang ditandai dengn kemurungan, kelesuan, putus asa, perasaan tidak berguna dsb.

Kecemasan ; Gejala kecemasan baik yang sifatnya akut maupun kronik merupakan komponen utama bagi hampir semua gangguan psikiatrik. Sebagian dari komponen kecemasan menjelma dalam bentuk gangguan panik.

Ketidakpuasan, kerakusan, ketidakbahagiaan, kecemasan, berbagai penyimpangan dan kehilangan kontrol diri adalah juga problema utama terutama pada masyarakat berkembang.

Terapi penanggulangan stress, depresi dan kecemasan bisa melalui hal-hal berikut ; Psikoterapi Keagamaan, Psikiarik, Psikofarmaka (obat-obatan), Relaksasi dan Terapi Perilaku.

Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress dll dengan memperhatikan hal-hal berikut ; agama, makanan (bervariasi, hangat dan berimbang), tidur (7-8 jam semalam), olah raga, pergaulan (silatrrahim) dan rekreasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Teman-teman yang mendukung, yaitu :