Sexy Banget

Tampilkan postingan dengan label bimbingan konseling. BPI. asas-asas BPI. masalah konseling. asas-asas-konseling. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bimbingan konseling. BPI. asas-asas BPI. masalah konseling. asas-asas-konseling. Tampilkan semua postingan

Selasa, 08 Maret 2016

OKSIDENTALISME


OKSIDENTALISME
Pengertian :
Oksidentalisme adalah kajian kebaratan atau suatu kajian komprehensif dengan meneliti dan merangkum semua aspek kehidupan masyarakat Barat.                    
Walau istilah oksidentalisme adalah antonim dari Oreantalisme, tapi di sini ada perbedaan lain, oksidentalisme tidak memiliki tujuan hegemoni dan dominasi sebagaimana orientalisme. Tetapi, para oksidentalis hanya ingin merebut kembali ego Timur yang telah dibentuk dan direbut Barat.
1.      Oksidentalisme merupakan arah kajian baru dalam menghadapi hegemoni keilmuan barat. Istilah yang ditenarkan oleh Hassan Hanafi ini berusaha mengkaji barat dalam kacamata timur, sehingga ada keseimbangan dalam proses pembelajaran antara kulon dan wetan.
  1. Latar belakang :
Dorongan melakukan kajian budaya Barat itu ada dalam dua arah: pertama,untuk memahami secara kritis budaya Barat itu sendiri, dan kedua, untukmembantu menghilangkan situasi saling salah paham antara Barat danTimur.
Tujuan :
Untuk mempelajari akar kemajuan bangsa-bangsa barat, memfilternya dan menerapkanya di dunia timur hingga timur keluar dari keterbelakangannya. Selain itu Oksidentalisme diharapkan mampu menghilangkan kecurigaan yang tidak mendasar terhadap barat yang terus mengendap dipikiran orang timur.
Signifikansi Oksidentalisme :
1.      Globalisasi
  1. Kebutuhan setiap agama
Metode :
1.      Dengan pendekatan ilmiah        ( historis, arkeologis, filologis, sosiologis, fenomenologis, dll )
  1. Dengan pendekatn doktriner / dogmatis.
            Kedua pendekatan tersebut dikenal dengan religio-scientific / scientific-cum-doktriner / ilmiah-agamis.
ISLAM DI MATA PAKAR YAHUDI
1. SOLOMON DAVID GOITEIN
- Seorang ketua jurusan Ketimuran ( The School of Oriental Studies ) pada Univ.Hebrew di Jerussalem.
            - Seorang Oriental Yahudi terkemuka di Israel.
- Bukunya berjudul : Jews and Arab : Their Contact Through the Age, ( New York : Scholen Book, 1955 )
Beberapa pendapatnya tentang Islam :
1.      Awalnya dia menolak mitos yang mengatakan bahwa bangsa Yahudi pada mulanya berasal dari suku Arab.
  1. Bagi Goitein Islam adalah imitasi dari Yahudi.
  2. Bahkan ia selalu menghimbau kepada setiap pengkaji Islam agar menerima asumsi tentang imitasi tersebut, dengan beberapa alasan :
1. Sebagian besar kesalehan monastik yang tercakup dalam al-Qur’an dalam beberapa bentuk sudah ada pada agama Yahudi seperti : berzikir dan berdo’a yang disebut beberapa kali dalam Zabur dan memainkan peran sangat penting, bersujud adalah ciri utama peribadatan Yahudi sampai abad ke-2.
2. Dengan membandingkan antara agama Yahudi Rabbinik yang berdasarkan kitab Talmud, dengan Islam klasik di kalangan fuqaha ortodok, banyak fakta mengejutkan dari kesamaan sistem dan kemiripan dari kedua agama tersebut, yaitu :
-          Adanya hukum dari Tuhan yang mengatur secara rinci semua aspek kehidupan. Dalam Yahudi disebut dengan halakha yang dalam bahasa Arab disebut dengan syari’ah.
-          Hukum agama juga ada yang bersumber dari tradisi lisan (hadist), yang secara otoritatif melengkapi dan menafsirkan hukum tertulis.
-          Tradisi lisan tersebut terbagi kepada dua, yang bercorak hukum dan moral.
-          Syari’ah dan Halakha dikembangkan oleh kelompok ulama yang bebas dan tidak terorganisasikan.
-          Dalam Islam dan Yahudi dikenal sistem mazhab.
-          Penalaran logik yang diterapkan dalam pengembangan agama keduanya secara garis besar identik.
-          Bagi kedua agama, kajian terhadap hal yang menyangkut hukum dinilai sebagai ibadah.
-          Hukum agama di kalangan muslim berkembang terutama di Irak, sebelumnya adalah tempat pusat kajian agama Yahudi yang ternama.

Terlepas dari apa yang disebutkan di atas, pertempuran-pertempuran yang terjadi dan dengan mudah dimenangkan Muhammad saw, menurut Goitein telah ditetapkan berabad-abad sebelumnya di bukit Judea
            Dalam bukunya tersebut, ia juga dengan terus terang mengakui keberadaan Yahudi di bawah kekuasaan Muslim justru lebih baik dibandingkan kaum Yahudi di Eropa, hal ini men.nya karena Islam mengatur cara bersikap dengan kaum minoritas, walaupun ia belum puas dengan prinsip tersebut, ia masih mengutuk sikap negara-negara Islam karena ia merasa bangsa Yahudi belum merasakan keadilan secara hukum perdata.
2. Moritz Steinschneider
            Adalah seorang Yahudi kelahiran Jerman, menulis buku “Introduction to the Arabic Literature of the Jews”.
            Beberapa pendapatnya :         
1.Simbiosis Yahudi-Jerman dengan Yahudi-Arab sama-sama mempunyai arti penting, tetapi simbiosis Yahudi-Arab lebih berpengaruh besar karena keduanya saling mempengaruhi.
2.Islam berasal dari agama Yahudi, Islam adalah pembaharuan dan pengembangan dari Yahudi, sebagaimana bahasa Arab yang erat kaitannya dengan bahasa Ibrani.
3. Herman Cohen
            Seorang Yahudi yang menulis dengan bahasa Jerman pada abad 19-20 dalam bukunya “Germanism and Judaism” . Ia berpendapat, belum pernah terjadi suatu simbiosis yang begitu dekat dan bermanfaat seperti simbiosis Yahudi-Arab pada abad pertengahan.

Rabu, 04 Januari 2012

Bimbingan konseling 1

Munurut Arifin dan Edi kartikawati (1995) dan Prayitno dan Erman Amti (1999) asas-asas yang berkenaan dengan praktek atau pekerjaan atau bimbingan dan konseling adalah :

Asas kerahasiaan
Asas kesukarelaan
Asas keterbukaan
Asas kekinian
Asas kemandirian
Asas-asas yang berkenaan dengan praktek Asas kegiatan
Asas kedinamisan
Asas keterpaduan
Asas kehormatifan
Asas keahlian
Asas alih tangan
Asas tut wuri handayani

1. Asas kerahasiaan
Konselor akan mendapat kepercayaan dari klien sehhingga mereka akan memanfaatkan jasa bimbingan dan konseling sebaik-baiknya.
2. Asas kesukarelaan
Kegiatan bimbingan dan konseling di perlukan adanya kerja sama yang demokratis antara konselor dan kliennya. Kerja sama akan terjalin bilamana klien dapat dengan sukarela menceritakan serta menjelaskan masalah yang di alamionya kepada konselor..
3. Asas keterbukaan
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseling yang menjadi sasaran pelayanan atau kegiatan bersifat terbuka ddan tidak berpura-pura.
4. Asas kekinian
Asas bimbingan yang menghendaki agar is pelayanan terhadap sasaran pelayanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju tidak menonton dan terus berkembang serta berkelanjutan.
5. Asas kemandirian
Asas bimbingan dan bimbingan yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling. Yakni konseling sebagai sasaran bimbingan dan konseling di harapkan menjadi seli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri.
6. Asas kegiatan
Pelayanan bimbingan dan konseling tidak akan memberikan hasil yang berarti apabila klien tidak melakukan sendiri kegiatan untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling.
7. Asas kedinamisan
Usaha bimbinaan konseling mengarah pada terjadinya perubahan pada diri klien ke arah yang lebih baik dan menuju suatu pembauran yang dinamis sesuai dengan perkembangan yang di kehendaki.
8. Asas keterpaduan
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling.
9. Asas kenormatifan
Usaha bimbinggan dan konseling ( proses bimbingan dan konseling ) tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku , baik norma agama, adat, hukum atau negara, norma ilmu, maupun norma kebiasaan sehari-hari
10. Asas keahlian
Asas keahlian akan menjamin keberhasilan usaha BP, dan selanjutnya keberhasilan usaha BP akan menaikan kepercayaan masyarakat pada BP.
11. Asas alih tangan
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseling mengalih tangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.
12. Asas tut wuri handayani
Asas ini menunjukan pada suasana umum yang hendak tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara pembimbing dengan orang yang di bimbing.

Teman-teman yang mendukung, yaitu :