Sexy Banget

Minggu, 19 Desember 2010

Dhamma sang Budha


Nama      : Fery murtado                                            
Nim         : 070 141 8354
Mat-Kul  : Hinduisme dan Budhisme
Ajaran Dhamma
Kesadaran besar
                      Sadar dalam ajaran yang disampaikan oleh sang budha yaitu tentang bagaimana seseorang dapat mengadari bahwa dunia ini tidaklah sesempit apa yang ia bayangkan, sehingga banyak sekali orang yang menghadapi suatu masalah, dan malah cenderung hanyut pada masalah yang ia hadapi, karena ia sebenarnya tidak sadar bahwa di luar sana sebenarnya masih banyak hal yang perlu di hadapi. Akan tetapi pada dirinya sering timbul banyak sekali penyangkalan terhadap diri maupun orang lain, karena tidak sadar bahwa orang lain juga mempunyai masalah, karena setiap masalah pasti punya jalan keluar masing-masing. Dengan demikian orang dapat sadar akan hal itu, namun kita pasti akan banyak menemui banyak sekali orang yang tenggelam dengan masalah yang ia hadapi sehingga mereka, sering hanyut dengan masalah yang mareka hadapi tersebut, yang dapat menyebabkan ia menjadi rugi dan bahkan juga dapat merugikan orang lain. Seperti ketika ia dalam menghadipi masalah tersebut, dihadapi dengan sering melamun, sehingga ia dalam melakukan  perjalanan dapan membahayakan dirinya, dan tentunya juga dapat membahayakan orang lain. Sehingga orang yang berada disekitarnya menjadi terganggu dengan sikap atau masalah yang ia hadapi tersebut.
                      Kesadaran yang ada dalam diri dapat muncul dengan melihat apa yang ada di sekeliling kita bahwa selain kita juga terdapat orang lain yang saling berinteraksi, antara yang satu dengan yang lain. Sehingga ia menjadi sadar terhadap apa yang ia hadapi bahwa orang lain juga mempunyai masalah, tentunya dengan ia sadar masalah tentu dapat ia atasi. Untuk itu maka kita mulai dari sekarang harus dapat melatih kesadaran agar nanti dapat menumbuhkan sikap yang dapat di terima. Hal ini tentunya dengan melakukan suatu ritual yang cukup panjang, sehingga dalam melatih kesadaran yang ada di dalam diri menjadi lebih baik. Dalam hal ini juga di sebut dengan meditasi, yang dapat melepaskan semua masalah yang merupakan cara yang paling efektif.
Semua ada dalam pikiran
                       Untuk dapat melihat apa yang ada dalam diri, sebenarnya hal yang pertama yang di lakukan pada diri adalah dengan melakukan suatu pertanyaan pada dirinya sendiri, sehingga apa yang akan ia lakukan mengacu pada pikiran. Akan tetapi otak membantu kita dalam menggunakan pikiran pada tinkatan pisik manusia, akan tetapi otak dan pikiran tidaklah suatu yang sama. Dengan pikiran manusia dapat memahami apa yang ada dalam diri, dengan berpikir, mengingat, mempertimbangkan, dan menginginkan suatu hal, yang kesemua itu merupakan suatu kemampuan yang ada di dalam diri seseorang.
Maka pepatah Thailan mengatakan “Pikiran adalah tuan, tubuh adalah budak, ”sehingga untuk menggunakan alam pikiran, seseorang harus dapat mampu mengetahui suatu hal yang sangat berbahaya selain dari pikiran kita yang liar. Sehingga  pikiran yang jinak, terkendali, dan terarah, yang akan dapat membawa kepada kebahagiaan. Akan tetapi setiap manusia akan memiliki cara-cara tersendiri untuk dapat mengendalikan pikiran yang ada di dalam dirinya itu. Namun demikian kita dapat belajar banyak dari pengalaman hidup kita masing masing. Yang kita lakukan dengan memikirkan dengan bayangan-bayangan yang kita anggab baik sehingga apa yang kita pikirkan dapat menjadi suatu tindakan yang baik juga.
Keindahan sederhana dari kehidupan
                    Disini kita akan melihat mengenai masalah kehidupan, yang kelihatannya telah terpacu dengan waktu, sehingga orang berlomba-lomba mengisi hidup dengan sesuatu yang dapat memberikan suatu kepuasan pada merika, akan tetapi merika sebenarnya tidak menikmati apa arti dari nikmatnya hidup. Ataupun kepuasan hati atau rasa puas yang cukup karena sebenarnya apa yang ada di dalam diri, dalam hal ini berarti orang tersebut masih belum dapat merasakan apa itu indahnya kehidupan.
 Sehingga untuk dapat merasakan rasa indah itu sendiri tidaklah sesulit apa yang selama ini dibayangkan oleh kita. Tidak hanya dengan harta yang banyak, namun juga dapat dilakukan dengan kesederhanaan, dari apa yang kita miliki, sehingga pa yang ada di dalam diri menjadi dapat lebih bermanfaat. Tentunya hal ini dapat dilakukan dengan kewaspadaan yang sanagat kuat, sehingga apa yang akan dilakukan dengan pikiran dan kesadaran, yang keduanya itu saling melengkapi sehingga apa yang selama ini dilakukan dapat terawsi oleh kita tentunya oleh tubuh dan pikiran yang ada.
Memutuskan siklus
                       Untuk dapat memahami aspek yang sangat rumit terutama tentang siklus sebab-akibat yang saling bergantung. Akan tetapi ada dua belas penghubung pembentuk suatu siklus, yaitu: ketidaktahuan yang kemudian mengarah kepada kehendak, kesadaran, perasaan, keinginan, hancurnya kelekatan, proses eksistensi, kelahiran kembali, menua, dan kematian. Dalam hal ini menghancurkan keinginan, berarti telah memutuskan siklus. Dalam konsep dasar mengenai hidup banyak orang mengatakan adalah hanya sebagai khayalan dan formasi karma (aktivits yang berpangkal pada khayalan). Khayalan membuat kita menjadi aktif, dan membuat karma baru. Kesadaran berarti sadar tentang sesuatu. Kesadaran lah yang mendorong interaksi pikiran dan materi, yakni eksistensi kita sebenarnya hanya menghabiskan waktu untuk melihat dan menikmati bentuk-bentuk visual, mendengar dan  menikmati suara, mencium dan menikmati wewangian, mengecap dan menikmati rasa, menyentuh dan mennikmati perasaan tubuh, berpikir dan berfantasi serta menikmati pikiran, membayangkan, memimpikan. Untuk dapat terbebas dari siklus itu tentunya sebelumnya telah dikatakan bahwa dengan menghancurkan keinginan, berarti telah memutuskan siklus.
                      Dan akan tetapi dengan melakukan meditasi juga merupakan suatu cara yang sangat efektif, karena dalam melakukan suatu meditasi seseorang menghilangkan khayalan, hasrat, dan nafsu, keinginan dan kelekatan. Dalam hal ini penderitaan dan  kesengsaraan adalah merupakan akibat dari keinginan.
Sebuah pesan universal
                            Pada pesan universal ini orang-orang di dunia telah meneladani budha dengan mengambil sikap bijaaksana yang dimilikinya. Akan tetapi yang saya maksud disini adalah orang-orang di dunia meniru atau meneladani sikap dari sang budha itu sendiri, terutama apa yang pernah dilakukan oleh sang budha itu sendiri. Banyak dari orang meniru sikap bijak yang dimilkinya sehingga orang-orang mencoba mengetahui dari mana sikap itu di dapat, namun merika telah sadar bahwa yang dilakukan oleh sang budha adalah dengan melakukan meditasi dan dalam meditasinya itu sang budha telah membunuh, yang dibunuhnya adalah sikap keinginan yang ada di dalam diri, karena keinginan merupakan sumber dari penderitaan. Dengan menghilangkan itu maka sikap manusia akan menjadi lebih baik. Akan tetapi ada hal yng sangat perlu sekali diperhatikan adalah banyak sekali orang mencoba meniru sikap yang dimiliki oleh sang budha dengan melakukan berbagai cara yang teruma dalam hal perbuatan, manusia berusaha melakukannya dengan menyadarkan diri, atau ia memikirkan apa-apa yang akan dilakukan sehingga nantinya tidak menjadi suatu beban di dalam diri, tetapi malah menjadikan orang lain menadi merasa lebih baik lagi, walaupun hanya sedikit seali sikap yang ditiru dari sang budha itu sendiri.
Akar yang benar
                             Banyak dari orang yang belajar mengikuti ajaran dari sang budha, untuk menjalani hidup dalam kesehariannya dengan mempelajari damma akan tetapi merika masih saja terjadi suatu penyimpangan , namun hal itu masih dapat diatasi dengan mengingatkan diri tetang aturan dasar moral, sehinga merika masih dapat kembali kedalam jalur ajaran sang budha. Orang mulai belajar ajaran dari sang budha, terutama masalah sila,[1]maka harus dilakukan yang benar-benar telah menunujukkan jalan merika kepada jalan yang utuh dan murni. Yaitu kembali kepada kemurnian dasar manusia atau sifat kemanusiaannya dari manusia itu sendiri. Dalam hal ini moralitas atau sila dapat menghubungkan suatu masalah antara yang baik dengan yang buruk, antara yang baik dengan yang buruk. Maka kebaikan moral menjadi berarti, tetapi hal itu harus dapat dipraktikan. Kebaikan harus dilakukan, kejahatan harus dihilangkan, tidak cukup hanya mengetahui apa yang baik dan jahat. Tetapi harus dengan suatu tindakan yang berkenaan dengan moralitas. Yaitu menempatkan prinsip-prinsip tersebut dalam praktik sehari-hari.
                          Moral yang ada pada budhisme merupakan suatu fondasi yang sangat bermanfaat bagi manusia, terutama pada pertumbuhan perorangan dan sosial. Dengan mengadari atau memahami tujuan tersebut maka orang akan mengetahui betapa banyak keuntungan yang diberikannya. Ketika dari waktu-kewaktu akan mengalami kemajuan dalam menuju kepada pengembangan diri. Sehingga kita akan berhadapan dengan suatu tindakan baik atau jahat, benar atau salah. Sehingga ada tiga faktor etika budhis dalam hubungannya dengan sesuatu yang bersifat karma yaitu, suatu tindakan yang mempunyai maksud. Yang pertama, maksud itu sendiri yang yang memutivasi tindakan. Kedua, efek dari tindakan pada pelaku. Ketiga, efek tindakan tersebut pada orang lain. Jika maksud baik oleh cinta di mutivasi oleh cinta dan belas kasih, maka hasil dari pelaku ada manfaatnya dan jika orang-orang yang di kenai tindakan itu juga akan mengalami suautu tindaka positif, maka tindakan akan  di anggab baik. Akan tetapi, tindakan akan berakar pada kualitas mental yang negatif akan menghasilkan kebencian dan keegoisan, maka tidak akan menghasilkan asas manfaat. Suatu tindakan tertentu mungkin muncul sebagai suatu tindakan campuran dari per buatan baik dan buruk, tanpa harus memedulikan hasil yang akan dicapai. Sehingga suatu tindakan akan menentukan hasil yang akan dicapai pada nantinya, apakah itu baik atau buruk. Hal yang demikian tergantung dari tujuan dari orang tersebut.
                       Namun aturan moral Budhis didasarkan pada Dhamma, dan dhamma mencerminkan nilai abadi seperti belas kasih, rasa hormat, pengendalian diri, kejujuran, dan kebijaksanaan. Karena nilai-nilai yang ada di dalam dhamma sangat diagungkan, dihargai, dan di ikuti. Pada dasarnya nilai-nilai ini menjadi relevan dengan dengan lingkungan sosial manusia. Aturan moral Budhis tersebut antara lain;
                      Yang pertama, mengatur dan menasihati untuk tidak menghancurkan kehidupan. Yang berdasarkan pada prinsip keinginan baik dan rasa hormat terhadap hak hidup bagi seetiap makhluk hidup.
Yang kedua, tidak mengambil barang yang tidak diberikan oleh orang lain,karena kita harus menjunjung rasa hormat yang sangat tinggi.
                         Aturan yang ketiga, tidak menyenangkan diri dengan perlakuan seksual yang tidak sesuai, maupun menghindari dari perbuatan cabul, perzinaan, dan seks bebas.
Aturan yang keempat, tidak berdusta atau mengambil jalan yang salah. Hal itu merupakan suatu faktor yang terpenting di dalam kehidupan dan hubungan sosial.
                       Dan yang terkhir dari lima aturan moral Budhis yaitu tidak minum-minuman keras, karena dengan tidak minum berarti kita telah memelihara kesadaran yang ada di dalam diri kita sendiri,sehingga kita dapat bertanggung jawab, baik secara sosial an bahkan dapat terhindar dari mara bahaya yang tidak kita sadari selama masih dalam kaadaan minum (saat sedangmabuk akan minum-minuman tersebut).
Gambaran besar
                       Untuk dapat mengenal gambaran yang ada di dalam diri terutama untuk dapat melihat apa yang ada di dunia secara lebih jelas, maka kita dapat melakukannya dengan memikirkannya. Akan tetapi sang budha telah memberikan metode dasar untuk dapat melakukan meditasi. Yang kedua meditasi tersebut menggunakan konsentrasi yang akan menghasilkan ketengan mental dan kejernihan pikiran. Pada kedua meditasi tersebut biasanya disebut dengan meditasi wawasan dan meditasi pengekalan ketenangan. Walaupun meditasi ini sering diajarkan secara bertahap dengan gagasan  bahwa yanng perlu dilakukan adalah dengan menenangkan pikiran sebelum mengambil manfaat dari tingkatan dari tingkatan yang lebih baru lagi, yaitu kejernihn dari visi dari dalam yang akan di capai, kedua metode meditasi tersebut yang mempunyai maksud untuk dapat bekerja sama, antara yang satu dengan yang lain.
                        Dengan melakukan meditasi tersebut itulah manusia  dapat memiliki gambaran yang besar terhadap dunia. Karena apa yang ada di dalam meditasi tergambar hasrat yang tergambar hasrat untuk menengahi jalan terhadap berbagai hasrat yang ada di dunia. Setelah seseorang tersebut mencapai suatu penerangan akan hidup tanpa hasrat.
Pikiran yang terbebaskan
                      Untuk dapat membebaskan pikiran tersebut maka ia dapat melakukannya dengan meditasi, karena di dalam pikiran kita masih terdapat suatu gambaran tentang orang lain yang begitu buruk, sehingga pikiranan kita tentang orang lain yang masih  terdapat sifat baiknya telah tertutup oleh pikiran-pikiran kita sendiri, yang menggambarkan oang lain tersebut tidak baik. Maka yang harus dilakukan adalah denga menghilangkan pikiran yang buruk tersebut yang kurng  baik harus dihilangkan dari pikiran, karena tidak semua orang mempunyai sifat yang sama. Akan tetapi apabila kita kita melihat sesuatu dengan membiarkan pengalaman yang ada didalamnya. Yaitu kebasan untuk menjadi apa adanya, mengatkan apa yang harus dikatakan, datang dan pergi sesuai pada waktunya dengan membiarkan apa yang ada di saat ini sehingga menjadi terbebas. Namun hal yang perlu dilakukan adalah dengan belajar melakukan meditasi wawasan.
                      Dengan mempraktikan meditasi wawasan, maka kita dapat memperhatikan dengan jelas apapun yang muncul yang secara alami. Sehingga kesadaran menjadi berfariasi, dari sensasi tubuh sampai penglihatan, dan dari suara sampai pikiran dan perasaan. Sehingga untuk memusatkan perhatian tersebut maka seseorang hanya perlu merasakan apa yang ada di dalam diri.
                      Namun meditasi tidak hanya terbatas pada tmpat yang khusus atau tempat yang sangat istimewa. Akan tetapi meditasi dapat dilakukan pada tempat keseharian. Kita hanya perlu merasakan apa yang ada di  sekitar dengan memikirkannya saja. Namun bukan berarti meditasi hanya berlaku uuntuk memenuhi kebutuhan dalam hidup sehingga meditasi merupakan sesuatu yang diperlukan dalam hidup.
Keyakinan buta
                      Banyak orang yang mempunyai keyakinan tentang keyakinan  dan dogma, terutama yang berkenaan dengan agama, yang terlihat pada bagian-bagian tertentu, namun kita dapat melihatnya dari berbagai sudut. Akan tetapi orang tersebut masih belum mempertanyakan akan hakikat yang ada di dalam dirinya itu. Atau mungkin karena ketidak tahuannya tersebut sehingga ia hanya melihat apa yang terlihat oleh matanya dan yang masih dapat dibuktikan olehnya sendiri. Ia hanya melihat sesut yang di anggapnya masuk akal apabila ada tahayul, dongeng kuno, cerita rakyat, dan mitus di massa kini hanya pada di dalam dirinya, yaitu ketika orang hanya menerima apa yang dikatkan oleh oan lain. Akan tetapi yang sebenarnya adalah bahwa kebenaran dan kebijaksanaan hanya dapat di capai dengan jalan mencarinya.untuk dapatmencapai tinkatan kebijaksanaan teersebut tidaklah semudah mebalikan telapak tangan. Dibutuhkan keberanian, kesabaran, dapat menyesuikan diri, dan kecerdasan. Hal ini meerupakan suatu penghanrgaan yang sangat besar. Namun kebijaksanan itu muncul dsi pemikiran yang benar, dengan melihat segala sesuatu bahwa apa yang ada inii sebenarnya tidaklah kekal.
                       Namun, untuk mencapai kebijaksanaan yang di cari maka kita dapat memulainya dengan membersihkan dari hasrat egois, akan tetapi kebijaksanaan itu akan terungkap dengan sendirinya. Dan ketika hal itu terjadi maka semua itu kita akan mengenali kebenaran dan kemurniannya.

 Teori dalam praktik
                       Nilai moral akan muncul ketika ada pengetahuan tentang hal tersebut namun hal tersebut belum cukup hanya sekedar teori sebelum melakukan sesuatu atau melakukan prektik dalam sebuah tindakn yang akan mewujudkan teori yang sudah diketahui sebelumnya tersebut. Akan tetapi teori tersebut apakah sudah sesuai dengan ap yang akan diperaktikan pada nantinya arena teori harus sesuai dengan apa yang di praktikan. Selama ini banyak sekali melihat sebuah teori yang sangat sulit untuk di pahami oleh orang, karena ia masih belum mengetahui apa yang telah disampaikan yang terkandun didalamnya tersebut. Sehingga untuk mengertahui nilai yang ada pda teori tersebut maka seseorang harus melakukan apa yang ada di dalam teori tersebut denga cara bertahap. Mulai dari sedikit deme sedikit agar dapat melakukan dengan sabar agar hasil dari teori yang telah di dapat dapat sesuai dengan praktiknya pada nantinya.
                      Namun bagi kita tidak perlu menunjukan semua nilai moral yang ada didalam diri kiya karena orang lain juga dapat menilainya, sehingga orang lain juga menjadi tolak ukur dalam melakukan sebuah tindakan apakah sudah sesuai dengan teori yang selama ini pernah di rerima. Karena apa yang ada dialam diri kita masih belum bebas dari siklus sebab-akibat atau dapat dikatakan dengan kita masih terpenjara dalam diri kia sendiri oleh ras kesengsaraan dan penderitaan hidup, karena apa yang dilakukan masih dilakukan demgan tidak sungguh-sungguh, sehingga untuk itu, agar dapat membebaskan diri maka harus di lakukan dengan sungguh-sungguh.
Pencarian yang sukar untuk dipahami
                      Sejak awal manusia telah bergulat dengan sebuah konsep kebenaran, yang telah menempati  nilai yang terbaik dan telah membentuk dasr bagi seluruh pemikian manusia. Kebutuhan manusia akn sebuah komemen sangatlah penting, ketika nilai-nilai dari kometmen mulai di tantang disetiap tinkatan. Ketika pada tingkatan praktis, kebenaran adalah realitas alam, siklus kelahiran dan kematian dari semua makhluk hidup. Kebenaran tentang tentang sian dan malam, panas dan dingin, hasrat dan penderitaan, kesedihsn dan ketidakpuasan, daan kesenangan dan pemahaman yang meringankan pikiran, yang datang dari kebenaran mutlak atas cinta dan belas kasih. Namun dalam arti yang lebih luas orang kn mengatakan bahwa kebenaran adalah kebenaran, kebenaaran tidak akan pernah berubah, karena kebenaran merupakan ketetapan yang abaadi. Namun gar kebenaran dapat berarti lebih dari sekedar dari kebenaran. Karena ada dari paa sarjana yang mempunyai dua anggapan tentang kebenaran. Ada yang mengatakan kebenaan tersebut bersifat reltif dan mutlak. Pada kebenaran yang mutlak mempunyai argumentasi bahw terjadinya siang danmalam , matahari yang terbit dari sebelah timur danterbenam di selah barat, merupakan bukti bahwa kebenaran merupakan mutlak. Sedang pada kebenaran yang relatif menganggab bahwa waktu yang selama ini ada merupakan bukti bahwa kebenaran itu tidak mutlak, karena waktu merupakan hasil dari pemikiran dari manusia agar dapat mengetahui waktu. Namun benarkah kebenaran mutlak tersebut masih sangat sulit untuk didapatkan sehingga manusia masih mencari-caari kebenaran yang ada, dan bahkan manusia masih mencarinya dengan berbagai pertanyaan yang sagat beragam. Sehingga kebenenaran tidak lagi memiliki edintzitas yang nyata.
                      Akan tetapi kebenaran masih tetap ada selama masih ada manusia yang melakukan pencarian terhadap kebenaran tersebut. Dengan munculnya pertanyaan tersebut makaakan ada kebingungan yang akan menimbulkan penderitaan dan ketidak bahagiaan. Sehingga ajaran dhamma menjadi jalan tengah untuk mengatasi masalah terebut, dalam hal ini kita akan mencoba untuk menghindari pemikiran-pemikiran yang di anggap sangat ekstrim agar hal yang demikian tidak melekat dalam diri kita.untuk dapat mengambil jalantyengah tersebut maka hal trsebut harus dihadapi dengan rasa tidak takut, karena rasa takut merupakan suatu kendala dalam menjalankan hidup. Sehingga hal tersebut dapat di terma dengan sungguh-sungguh mengenai penerimaan kita terhadap kebenaran yang ada di dalam dan bahkan pada saaat ini. Sehingga pada nantinya tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
                      Suatu pemahaman mengenai kebenaran yang mutlak dan kebenaran relatif yang sangat jelas pada ajaran sang budha akan membuat manusia menyadari dari konflik yang terjadi tersebut merupakan suatu hasil yang di peroleh dari kebenaran yang relatif dan karenanya tidak mempunyai fondasi yang di anggap real atau sesuai. Pada pemahaman yang di berikan oleh budhis dapat memberikan kepada kita, ketika kita berhadaapan dengan oranglain dan ketika kita mulai berkembang di dalam jalan tengah.


[1]Sila dalam bahasa pali berarti moralitas yang mempunyai gagasan  tersendiri tentang ajaran yang terkandung di dalam ajaran dari sang budha itu sendiri. Sehingga untuk itu merika mencoba lebih jauh lagi meneladani sikap dari sang budha dengan menjalankan norma-norma yang telah dilakukan oleh budha itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Teman-teman yang mendukung, yaitu :