Sexy Banget

Tampilkan postingan dengan label Papers.com. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Papers.com. Tampilkan semua postingan

Jumat, 28 Januari 2011

Kode Negara (Country Code)




CountryName
Country Code
AfghanistanAF
AlbaniaAL
AlgeriaDZ
American SamoaAS
AndorraAD
AngolaAO
AnguillaAI
AntarcticaAQ
Antigua and BarbudaAG
ArgentinaAR
ArmeniaAM
ArubaAW
AustraliaAU
AustriaAT
AzerbaijanAZ
BahamasBS
BahrainBH
BangladeshBD
BarbadosBB
BelarusBY
BelgiumBE
BelizeBZ
BeninBJ
BermudaBM
BhutanBT
BoliviaBO
Bosnia and HerzegovinaBA
BotswanaBW
Bouvet IslandBV
BrazilBR
British Indian Ocean TerritoryIO
Brunei DarussalamBN
BulgariaBG
Burkina FasoBF
BurundiBI
CambodiaKH
CameroonCM
CanadaCA
Cape VerdeCV
Cayman IslandsKY
Central African RepublicCF
ChadTD
ChileCL
ChinaCN
Christmas IslandCX
Cocos (Keeling) IslandsCC
ColombiaCO
ComorosKM
CongoCG
Congo, Democratic RepublicCD
Cook IslandsCK
Costa RicaCR
Cote d’IvoireCI
CroatiaHR
CubaCU
CyprusCY
Czech RepublicCZ
DenmarkDK
DjiboutiDJ
DominicaDM
Dominican RepublicDO
East TimorTL
EcuadorEC
EgyptEG
El SalvadorSV
Equatorial GuineaGQ
EritreaER
EstoniaEE
EthiopiaET
Falkland Islands (Malvinas)FK
Faroe IslandsFO
FijiFJ
FinlandFI
FranceFR
France, MetropolitanFX
French GuianaGF
French PolynesiaPF
French Southern TerritoriesTF
GabonGA
GambiaGM
GeorgiaGE
GermanyDE
GhanaGH
GibraltarGI
GreeceGR
GreenlandGL
GrenadaGD
GuadeloupeGP
GuamGU
GuatemalaGT
GuineaGN
Guinea-BissauGW
GuyanaGY
HaitiHT
Heard and McDonald IslandsHM
HondurasHN
Hong KongHK
HungaryHU
IcelandIS
IndiaIN
IndonesiaID
IranIR
IraqIQ
IrelandIE
IsraelIL
ItalyIT
JamaicaJM
JapanJP
JordanJO
KazakhstanKZ
KenyaKE
KiribatiKI
KuwaitKW
KyrgyzstanKG
Lao People’s Democratic RepublicLA
LatviaLV
LebanonLB
LesothoLS
LiberiaLR
LibyaLY
LiechtensteinLI
LithuaniaLT
LuxembourgLU
MacauMO
MacedoniaMK
MadagascarMG
MalawiMW
MalaysiaMY
MaldivesMV
MaliML
MaltaMT
Marshall IslandsMH
MartiniqueMQ
MauritaniaMR
MauritiusMU
MayotteYT
MexicoMX
MicronesiaFM
MoldovaMD
MonacoMC
MongoliaMN
MontserratMS
MoroccoMA
MozambiqueMZ
MyanmarMM
NamibiaNA
NauruNR
NepalNP
NetherlandsNL
Netherlands AntillesAN
New CaledoniaNC
New ZealandNZ
NicaraguaNI
NigerNE
NigeriaNG
NiueNU
Norfolk IslandNF
Northern Mariana IslandsMP
North KoreaKP
NorwayNO
OmanOM
PakistanPK
PalauPW
Palestinian TerritoryPS
PanamaPA
Papua New GuineaPG
ParaguayPY
PeruPE
PhilippinesPH
PitcairnPN
PolandPL
PortugalPT
Puerto RicoPR
QatarQA
ReunionRE
RomaniaRO
Russian FederationRU
RwandaRW
Saint Kitts and NevisKN
Saint LuciaLC
Saint Vincent and the GrenadinesVC
SamoaWS
San MarinoSM
Sao Tome and PrincipeST
Saudi ArabiaSA
SenegalSN
Serbia and MontenegroCS
SeychellesSC
Sierra LeoneSL
SingaporeSG
SlovakiaSK
SloveniaSI
Solomon IslandsSB
SomaliaSO
South AfricaZA
South Georgia and The South Sandwich IslandsGS
South KoreaKR
SpainES
Sri LankaLK
St. HelenaSH
St. Pierre and MiquelonPM
SudanSD
SurinameSR
Svalbard and Jan Mayen IslandsSJ
SwazilandSZ
SwedenSE
SwitzerlandCH
SyriaSY
TaiwanTW
TajikistanTJ
TanzaniaTZ
ThailandTH
TogoTG
TokelauTK
TongaTO
Trinidad and TobagoTT
TunisiaTN
TurkeyTR
TurkmenistanTM
Turks and Caicos IslandsTC
TuvaluTV
UgandaUG
UkraineUA
United Arab EmiratesAE
United KingdomGB
United StatesUS
United States Minor Outlying IslandsUM
UruguayUY
UzbekistanUZ
VanuatuVU
VaticanVA
VenezuelaVE
Viet NamVN
Virgin Islands (British)VG
Virgin Islands (U.S.)VI
Wallis and Futuna IslandsWF
Western SaharaEH
YemenYE
ZambiaZM
ZimbabweZW

Minggu, 19 Desember 2010

Pandangan terhadap Islam


oleh          : Ferry M                                                 MataKul  :  Orientalisme aNd Oksidentalisme A
NIM        : 0701418354                                            Jurusan    : Pebandingan Agama



ISLAM DI MATA PAKAR YAHUDI

1.  Solomon David Goitein
Seorang ketua jurusan Ketimuran ( The School of Oriental Studies ) pada Univ.Hebrew di Jerussalem. Seorang Oriental Yahudi terkemuka di Israel.
Bukunya berjudul : Jews and Arab : Their Contact Through the Age, ( New York : Scholen Book, 1955 )
Beberapa pendapatnya tentang Islam :
¡  Awalnya dia menolak mitos yang mengatakan bahwa bangsa Yahudi pada mulanya berasal dari suku Arab.
¡  Bagi Goitein Islam adalah imitasi dari Yahudi.
¡  Bahkan ia selalu menghimbau kepada setiap pengkaji Islam agar menerima asumsi tentang imitasi tersebut, dengan beberapa alasan :
a.       Sebagian besar kesalehan monastik yang tercakup dalam al-Qur’an dalam beberapa bentuk sudah ada pada agama Yahudi seperti : berzikir dan berdo’a yang disebut beberapa kali dalam Zabur dan memainkan peran sangat penting, bersujud adalah ciri utama peribadatan Yahudi sampai abad ke-2.
b.      Dengan membandingkan antara agama Yahudi Rabbinik yang berdasarkan kitab Talmud, dengan Islam klasik di kalangan fuqaha ortodok, banyak fakta mengejutkan dari kesamaan sistem dan kemiripan dari kedua agama tersebut, yaitu :
-       Adanya hukum dari Tuhan yang mengatur secara rinci semua aspek kehidupan. Dalam Yahudi disebut dengan halakha yang dalam bahasa Arab disebut dengan syari’ah.
-       Hukum agama juga ada yang bersumber dari tradisi lisan (hadist), yang secara otoritatif melengkapi dan menafsirkan hukum tertulis.
-       Tradisi lisan tersebut terbagi kepada dua, yang bercorak hukum dan moral.
-       Syari’ah dan Halakha dikembangkan oleh kelompok ulama yang bebas dan tidak terorganisasikan.
-       Dalam Islam dan Yahudi dikenal sistem mazhab.
-       Penalaran logik yang diterapkan dalam pengembangan agama keduanya secara garis besar identik.
-       Bagi kedua agama, kajian terhadap hal yang menyangkut hukum dinilai sebagai ibadah.
-       Hukum agama di kalangan muslim berkembang terutama di Irak, sebelumnya adalah tempat pusat kajian agama Yahudi yang ternama.

Terlepas dari apa yang disebutkan di atas, pertempuran-pertempuran yang terjadi dan dengan mudah dimenangkan Muhammad saw, menurut Goitein telah ditetapkan berabad-abad sebelumnya di bukit Judea

Dalam bukunya tersebut, ia juga dengan terus terang mengakui keberadaan Yahudi di bawah kekuasaan Muslim justru lebih baik dibandingkan kaum Yahudi di Eropa, hal ini men.nya karena Islam mengatur cara bersikap dengan kaum minoritas, walaupun ia belum puas dengan prinsip tersebut, ia masih mengutuk sikap negara-negara Islam karena ia merasa bangsa Yahudi belum merasakan keadilan secara hukum perdata.

2. Moritz Steinschneider
Adalah seorang Yahudi kelahiran Jerman, menulis buku “Introduction to the Arabic Literature of the Jews”.
Beberapa pendapatnya :   
a.Simbiosis Yahudi-Jerman dengan Yahudi-Arab sama-sama mempunyai arti penting, tetapi simbiosis Yahudi-Arab lebih berpengaruh besar karena keduanya saling mempengaruhi.
b.Islam berasal dari agama Yahudi, Islam adalah pembaharuan dan pengembangan dari Yahudi, sebagaimana bahasa Arab yang erat kaitannya dengan bahasa Ibrani.

3. Herman Cohen
Seorang Yahudi yang menulis dengan bahasa Jerman pada abad 19-20 dalam bukunya “Germanism and Judaism” . Ia berpendapat, belum pernah terjadi suatu simbiosis yang begitu dekat dan bermanfaat seperti simbiosis Yahudi-Arab pada abad pertengahan.



           

Dialog Antar Agama



Kajian Dialog Agama atau Dialog Antar Umat Beragama merupakan pendatang baru di dunia akademik, lebih-lebih di Indonesia. Namun Dialog sebagai suatu isu dalam hubungan antar agama sudah sangat populer dan sering dilakukan, seperti halnya dengan dialog-dialog dalam bidang lain. Bahkan  organisasi-organisasi yang memusatkan dirinya  pada pengembangan dialog banyak bermunculan, seperti DIAN ( Dialog Institut Antar Iman ), atau INTERFIDEI ( Institut for Inter-Faith Dialogus in Indonesia ), Forum Dialog Antar Umat Beragama Indonesia, atau yang lebih luas WMAUB ( Wadah Musyawarah Antar Umat Beragama ) dan sebagainya.

Tradisi Masyarakat


Tradisi Budaya Agama Masyarakat
Agama jika lihat dengan sepintas lalu akan biasa-biasa saja. Akan tetapi jika memandangnya dengan apa yang terjadi pada masyarakat akan memiliki kerumitan yang sangat dalam apa yang terjadi di dalam masyarakatnya dan memncoba untuk mengerti masyaraktnya. Apa yang terjadi pada agama ternyata mengikuti perkembangan yang terjadi dalam masyarakatnya. Agama mencoba masuk kedalam tradisi masyarakat atau sebaliknya, tradisi yang masuk dalam agama.
Agama jika kita lihat sepintas lalu Agama tanpa budaya maka akan hilang, budaya tanpa agama akan hampa.  Tanpaknya tradisi masyarakat yang selama ini berjalan sampai sekarang masih saja sangat kental. Terutama Setelah tokoh-tokoh tertentu yang meninggal, yang mengakibatkan budaya agama ini menjadi-jadi dimasyarakat. Tradisi sendiri merupakan budaya keagamaan yang sering dikaitkan dengan kebiasaan islam tradisional. Upacara ini merupakan ritual yang di anggab memiliki kekhususan untuk memperingati wafatnya seseorang yang  memiliki kelebihan.
Namun dalam kebiasaan masyarakat kita kebiasaan seperti ini merupakan bukan sesuatu yang tabu lagi bagi masyarakatnya. Tapi sesuatu yang sudah lumrah bagi masyarakatnya.
Upacara kemudian yang diekspresikan dalam tradisi kultural, yang dikemas dengan demikian rupa, semenarik mungkin dan seunik mungkin. Sehingga masyarakatnya menjadi lebih tertarik untuk masuk kedalam agama tertentu. Akan tetapi hal itu tidak demikian, kebiasaan masyarakat ini dikemas dengan unsur-unsur agama dan dibalut dengan tradisi sehingga menjadi lebih unik dan menarik.
Bagi masyarakat yang sudah melakukan dan bahkan sering melakukan budaya, ia sendiri didalam dirinya berupa rasa yang kemudian dinamakan dengan emosi keagamaan. Dan hal ini tanpaknya sesuai dengan teori dari Durkheim “agama merupakan sarana untuk memperkuat kesadaran, yang dilakukan dengan upacara-upacara dan ritus-ritusnya”. Dan tampak akan adanya suatu yang dianamakan dengan sikap fanatisme dalam beragama namun  masih belum mengerti dengan yang dinamakan dengan beragama. Sikap fanatisme biasanya mengatas namakan Tuhan, atas perintah dan demi perintah-nya. Akan tetapi hal ini tidak dapat disalahkan karena setiap orang memilki hak  dan kewajibannya masing-masing.
Kita tak perlu mencari salah ataupun benar. Tapi yang perlu kita tekankan adalah bagaimana upacara yang merupakan sebuah ritus dalam masyarakat yang sudah menjadi bagian dari agama, dapat berjalan dengan baik dan tidak mengurangi nilai-nilai dalam agama itu sendiri. Sehingga antara agama dengan ritus atau tradisi tersebut dapat berjalan dengan baik tanpa ada ekspresi keagamaan yang dihilangkan dan kultural yang singkirkan karena keduanya ini tidak ada jarak yang memisahkannya. 
Diantara keduanya membentuk suatu hubungan yang harmonis, dan menjadikannya sulit untuk dapat dipisahkan. Baik itu dari ajaran yang murni dari agama dan dari tradisi masyarakat. Dan bahkan keduanya ini bagian-bagian yang sulit daptt dipisahkan. Bahkan pada tempat-tempat yang ada di Indonesia ritus semacam ini dilaksanakan dengan sangat meriah untuk memperingati tokoh besar yang sangat di hormati.
Dari apa yang ada pada ritual masyarakat terutama buik, hal ini dikarenakan bahwa dengan budaya agama menjadi wacana yang sangat baik untuk dapat memaknai hidup dengan lebih baik lagi, terutama pada kemanusiaan. Dan kemudian dalam kemampuan masyarakat dalam berkomonikasi.

Masyarakat Banjar


Religi merupakan suatu sistem, yang berarti religi itu terdiri dari bagian-bagian yang behubungan satu sama lain, dan masing-masing bagian merupakan satu sistem tersendiri. Apabila kita berbicara tentang sistem kepercayaan, maka yang dimaksud ialah seluruh kepercayaan atau keyakinan yang di anut oleh seseorang atau kesatuan sosial. Kesatuan sosial itu dapat berwujud suatu masyarakat dalam arti luas, tetapi dapat pula berwujud satu kelompok kekerabatan yang relatif kecil, dalam hal ini masyarakat Banjar, atau bahkan keluarga, dan dapat pula berwujud suatu masyarakat daerah lingkungan tertentu. Pengkatagorian atas berbagai macam sistem kepercayaan yang ada dalam masyarakat Banjar sedikit banyak berdasarkan atas kesatuan-kesatuan sosial yang menganutnya. Hal ini terutama yang terjadi di masyarakat banjar pada umumnya.
Bentuk-bentuk kepercayaan dan praktek-praktek keagamaan yang di anut merupakan peninggalan dari tradisi yang ada pada nenek moyang masyarakat banjar sendiri. Hal ini dapat kita lihat pada pada tradisi yang ada di Kalimantan dan mungkin hal ini telah menyeluruh pada daerah-daerah Indonesia. Jika kita memandang kearah masyakat yang memilik tradisi yang sangat mejemuk, tentunya sulit untuk mengatakan hal itu sebagai dari tradisi yang ada masyarakat Banjar. Seperti yang terjadi di dareah Banjarmasin, yang masyarakatnya mengenal tentang haulan dan perubahannya yang terjadi pada mayarakat itu sendiri.
Tradisi haulan pada masyarakat jauh sebelumnya masih banyak yang belum mengenal dan bahkan dapat dikatakan hanya sebagian dari segelintir masyarakat yang melakukan tradisi haulan itu. Haulan ini pada daerah Banjarmasin atau yang ada di kalimantan pada mulanya di bawa oleh seorang guru yang bernama Kyai Haji Muhammad zaini bin Abdul Ghani yang sering di sapa masyakatnya dengan sebutan Guru Sekumpul. Setelah sepeninggal beliau acara bahaul ini mulai semarak dilakuan oleh masyarakatnya. Upacara bahaul ini menurut kepercayaanmasyarakanya memilki kekhususan tertentu karena merupakan suatu kebiasaaan yang ada masayarat. Paa mulanya kebiasaaan ini tidak banyak yang mengenalnya dan hanya sebagian yang melakukannya. Namun karena banyak dari kalangan masyarakat yang membutuhkan sesuatu yang dinamakan dengan “kerinduan seorang tokoh yang sangat dia puja dan puji”. Dan tampaknya haulan untuk masyarakat Banjar ini mulai memahami bahwa apa yang mereka pahami dan yakini bahwa acara bahaul memruapkan tradisi dari agama islam. dan kemudian pada upacara bahaul mereka ekspresikan sebagai suatu bentuk yang menghubungkan mereka gengan yang Maha pencipta, dan selain itu juga dari tradisi haul merupakan suatu bentuk hubungan yang harmonis diantara masyarakatnya selain dari untuk dapat selalu dekat dengan Yang Maha Pencipta. Dan selain iu juga ia juga menambahkan bahwa ekspresi keagamaan dengan kultural sangat sulit untuk dapat dipisahkan antara ajaran yang murni dari agama dan dari tradisi lokal. Karena pada keduanya ini memiliki peranannya masing-masing.
Bagi sebagia orang yang pernah mengikuti kegiatan tersebut maka tidaklah mungkin untuk meningalkan u hal-hal tertentu yang menyebabkan orang tersebut melakukan hal-hal tersebut dikarenakan : C.Y.Glock dan R.Stark dalam bukunya American Piety menyebutkan 5 dimensi beragama  :
1. Dimensi keyakinan.
2. Dimensi praktik agama.
3. Dimensi pengalaman keagamaan.
4. Dimensi pengetahuan agama.
5. Dimensi konsekuensi.
 
Sebenarnya yang menjadi masalah sekarang adalah bagaimana memberikan pemahaman terhadap masyarakatnya untuk dapat mengerti bagaimana untuk mengetahuai bahwa yang sebernarnnya telah terjadi sekarang ini.

Teman-teman yang mendukung, yaitu :