Sexy Banget

Kamis, 02 Desember 2010

Karl Marx 2

Karl Marx merupakan tokoh filsafat yang lahir di Jerman daerah Trier (1818-1883). Ia sendiri merupakan dari keluarga kelas menengah, dan keluarganya adalah Yahudi. Karl Marx pernah belajar ilmu hukum di Bonn (terutama di Berlin). Dan pada masa-masa belajarnya itu Marx sendiri lebih tertarik untuk mempelajari filsafat Hegel, setelah tidak lama mempelajari filsafat hegel ia pun menjadi tokoh yang terkenal dari gari Hegel yang sangat keras. Setelah menamatkan studinnya ia kemudian menjadi wartawan. Pada sebuah harian yang terbit di kota Koln. Namun karena harian tersebut sering kali mendapat tindakan dari pihak pemerintah, iapun akhirnya pindah ke Jerman. Dan di kota Jerman ini ia bertemmu dengan Friedrich Engels (1820-1895), yang merupakan anak pemilik pabrik tenun di Barmen.
Seiring dengan waktu Marx dan Engels menjadi sahabat yang dekat. Pada awalnya Marx sangatlah miskin, namun karena mendapat uang dari engels dan warisan istrinya ia akhirnya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga. Ketika Marx bersama dengan Enggels, ia mulai menulis pekerjaan ilmiahnya, dan selainn itu juga mereka banyak menerbitkan hasil dari tulisan-tulisan yang mereka buat. Namun setelah Marx meninggal, hasil karangan Marx kemudian diteruskan oleh Engels.
Dalam pandangan Marx agama merupakan candu suatu masyarakat, karena dalam hal ini dalam angapan mereka bahwa agama merupakan suatu refleksi dari gambaran manusia terhadap zat yang diluar dari manusia/ zat ayng tak terbatas dan diluar dari jangkauan. Dalam hal in dapat hal ini jiia melihat dari pemikiran Feuerbach yang melihat agama dapat diwujudakn beruapa ketiak manusia berdiri didepan cermin dan dihadapannya itulah gambaran dirinya namun kesalahan itu tidak disadari oleh manusia. Namun lebih jauh lagi marx malah beranggapan bahwa agama menurutnya hanya sesuatu khayalan. Karena ketika masyakat ysng miskin seang kelaparan dan saat itu juag ia dapat membayangkan makanan yang enak-enak dan sebaginya untuk menghibur rasa uanga da di dalam hatinya tersebut. Namun dalam hal lain juga marx beranggapan bahwa dengan kekhayalan tersebut itu juga dapat mengobati rasa kegagalan yang dialami setiap manusia dengan memebrikan suatu harapan untuk dapa memilki. Jika pada msyakat pada wakktu itu sangalah miskin maka wajarlah untuk dapat melipur rasa ya g ada pada dirin ya maka manusia / masyarakat memebayangkan suatu zat yang maha besar, sebagai suatu rasa ketidak mamapuan manusia terhadap sesuatuapapun.

Selasa, 30 November 2010

Generasi Generasi Terdahulu

“Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, 'Ad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata; maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. At-Taubah, 9: 70) !

“Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka Syu'aib, Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat).”
Dan Syu'aib berkata: “Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan tim-bangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia ter-hadap hak-hak mereka dan janganlah kamu berbuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.
Sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagi kamu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas diri kamu.”
Mereka berkata: “Hai Syu'aib, apakah sembahyangmu menyuruh ka-mu agar meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami berbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah seorang yang sangat penyantun lagi berakal.”
Syu'aib berkata: “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mem-punyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku daripada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan menger-jakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (menda-tangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku, melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya-lah aku kem-bali.
Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shalih, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu.
Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu, kemudian bertaubatlah ke-pada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.
Mereka berkata: “Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang ka-mu pun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami.”
Syu'aib menjawab: “Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhor-mat menurut pandanganmu daripada Allah, sedangkan Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu? Sesungguhnya (pe-ngetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan.”
Dan (dia berkata): “Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuan-mu, sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kamu akan menge-tahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (Tuhanku), sesungguhnya aku pun menunggu bersama kamu.”
Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di tem-pat tinggalnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud yang telah binasa.” (QS. Huud, 11: 84-95) !

“Dan berapa banyakkah umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjajah di beberapa negeri. Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)?” (QS. Qaaf, 50: 36) !

“Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri. Maka tidaklah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagai-mana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya?
Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didus-takan, datanglah kepada rasul itu pertolongan Kami, lalu disela-matkanlah orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami daripada orang-orang yang berdosa.
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran ba-gi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf, 12: 109-111) !












title="Add to TheFreeDictionary.com">Add to TheFreeDictionary.com

















Free Online Dictionary

Teman-teman yang mendukung, yaitu :