Sexy Banget

Rabu, 17 November 2010

Riwayat Hidup Ibnu Rusyd


Abu Al-walid Muhammad Ibnu Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Rusyd dilahirkan di Cordova, Andalus sekitar tahun 510 H/ 1126 M, sekitar 15 tahun wafatnya Al-gazali. Ia sendiri lebih di kenl dengan  sebutan Ibnu Rusyd, sedangkan di Barat sendiri lebih dikenal dengan nama Averrois. Akan tetapi sebutan ini lebih pantas untuk kakeknya. Ibnu Rusyd sendiri berasal dari keluarga yang terhormat dan terkenal dengan tokoh keilmuannya. Kakek dan ayahnya merupakan mantan hakim di Andalusia dan kemudian ia sendiri diangkat menjadi hakim sekitar tahun 565H/1169 M di Seville dan Cordova.[1]
Ibnu Rusyd tumbuh dan hidup dalam keluarga yang besar yang gila akan ilmu pengetahuan. Hal ini lah yang juga menyebabkan ia ilmuan. Akan tetapi hal lain yang mendukung ialah ketajaman otak yang ia miliki yang dapat menerima pelajaran dengan baik dan tidak salah ia dapat dikatakan sebagai anak yang genius. Pendidikan yang ia jalani dalam bidang tafsir, hadits, fiqh, teologi, sastra Arab, hukum, filsafat, kedokteran, astronomi, logika, fisika dan matematika.[2] Ada hal yang menjadi pusat perhatian yaitu dalam masa-mas hidupnya lebih banyak dihabiskan untuk belajar dan membaca.
Tahun 1153 M Ibnu Rusyd di undang oleh khalifah  al-Mukmin, untuk mengelola sebuah pendidikan di sana. Namun setelah tahta berpindah kepada putra al-mukmin (Abu Yakub (1163-1184)), ia diperintahkan untuk menulis komentar tentang buku-buku karangan Aristoteles, sehingga ia kemudian digelari ‘pengulas’ (comentator) oleh Dante (1265-1321).
Karier Ibnu Rusyd tidaklah mulus atau selancar apa yang kita kira, ia juga mendapatkan perlakuan yang sama seperti para pemikir terdahulu. Hal ini disebabkan karena kelompok fuqaha dan ahli-ahli hukum islam dengan Ibnu Rusyd terdapat permusuhan dan iapun di tuduh telah menganut paham-paham filsafat yang bertentangan ajaran islam. Sehingga Ibnu Rusyd kemudian diasingkan bersama dengan para filosof lain kedaerah Yasanah (namun di buku lain ia dibuang ke Lucena), perkampungan yahudi dekat Cordova,[3] dan bahkan hasil karya-karyanya di bakar (kecuali hasil karyanya yang bersifat ilmu pengetahuan murni / sains, seperti kedokteran, matematika, dan astronomi). Meskipun demikian, ia terus menulis karena ia banyak didukung oleh banyak orang terpandang di Seville.[4] Dan setelah Ibnu Rusyd diasingkan akhirnya khalifah mencabut hukumannya tersebut dan mengembalikan kembali posisi yang dimiki olehnya tersebut.
Namun setelah 1(satu) tahun ia menikmati masa kebebasannya tersebut akhirnya ia pun menghembuskan napas yang terakhir pada usia 72 tahun pada tanggal 10 Desember 1198 M / 9 Safar 595 H di Marakesh atau Maroko (dalam perhitungan Hijiriah sekitar 75 tahun). Ia meninggal di sebuah rumah tahanan, dan ia di kubur di dalam tahanan, akan tetapi kemudian barang-barang peninggalannya dikembalikan ke Kordoba di atas Bagal (sejenis keledai) yang di bayar untuk mengangkut hasil karya-karya filsafatnya. Dan diantara para putranya banyak yang meneruskan tradisi keluarga Ibnu Rusyd dan ada diantara mereka menjadi dokter Sultan.[5]


[1] Prof. Dr. H. Sirajuddin Zar, MA. Fisafat Islam : filosof dan filsafat, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), hlm 221.
[2] A. khudari Soleh, M. Ag, Wacana Baru Filsafat Islam,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm 98.
[3] Drs. H. Ahmad Syadali, MA, dan Drs. Mudzakir, Filsafat Umum, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), hlm183.
[4] Seyyed hosein Nash Oliver Leaman, Ensiklopedi Tematis: Filsafat Islam, (Bandung: Mizan, 2003), hlm 418-419.
[5] Ibid.,hlm 419.












title="Add to TheFreeDictionary.com">Add to TheFreeDictionary.com

















Free Online Dictionary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Teman-teman yang mendukung, yaitu :