Sexy Banget

Rabu, 17 November 2010

Hasil Karya Ibnu Rusyd


Setelah Ibnu Rusyd meninggal ternyata buku-buku hasil dari karangannya tersebut masih ada yang ditemukan dan diselematkan. Dari buku-buku yang masih diselamatkan itu orang berkenalan dengan Ibnu Rusyd.
Jika membicarakaan hasil dari karya tulisnya baik dalam komentar, koreksi, dan opini, sehingga hasil karyanya menjadi lebih hidup dan tidak menjadi kaku dari segi hasil tulisannya yang  ia buat. Akan tetapi hasil karangannya yang sulit untuk ditemukan, baik dari segi terjemahan dari bahasa latin dan yahudi maupun yang berbahasa asli (bahasa Arab). Hal ini diakibatkan hasil karyanya telah banyak yang dimusnahkan, baik dari kejadian ia diadili dulu oleh khalifah maupun oleh ketika Andalus jatuh ketangan Jenderal Ximenes yang fanatik dengan kemenangan Kristen. Sehingga pada saat itu Jenderal Ximenes membakar habis buku-buku yang berbau Arab (ada kemungkinan hasil karya Ibnu Rusyd juga ikut terbakar).[1] Adapun hasil karya yang masih dapat dijumpai antara lain :
1.      Waktu masih muda ia hanya berorientasi pada pengetahuan ilmiah bagi kesempurnaan manusia, yang ia tulis atas namanya sendiri. Yang banyak mendukung hasil tulisan filsafat kono (seperti Aristoteles) maupun sezamannya.
2.      Kemudian setelah ia mulai dewasa sekitar tahun 567 H / 1171 M, ia mulai menulis tentang logika, filsafat, psikologi, sains, dan sebagainya (tulisannya ini merupakan karya-karya pengantar).
3.      Al-Kasyf’an Manahij al-Adillat fi’Aqa’id al-Millat, berisi tentang kritikan terhadap metode para ahli ilmu kalam dan sufi yang ia tulis di Marrakesh dan Seville (574 H / 1178 M).
4.      Fashl al-maqal fi mabain al-Hikmah wa al-Syariah min al-Ittishal, berisikan tentang pendahluan metodelogi terhadap pemikiran agama (teologi) dan filsafat (574H  / 1178M).
5.      Tahafut al-tahfut, berisikan tentang kritikan Ibnu Rusyd terhadap karya Al-Ghazali yang berjudul Tahafut al-Falasifat (574 H / 1178 M). yang menegaskan keunggulan agama yang didasarkan pada wahyu dan akal yang dikaitkan dengan agama yang murni.
6.      Bidayat al-Mujahid wa Nihayat al-Muqtashid, berisi tentang uraian-uraian tentang fiqih atau mengenai hukum islam (tahun 564H / 1168 M).
7.      Ketika menjabat sebagai dokter sultan ia menulis tentang komentar-komentar (tafsir) tahun 576 H /1180 M. Dan juga tentang psikologi tahun 586 H / 1190 M, yang kemudian dikembangkan dalam risalah khusus, De Animae Beatitudine. Yang berisi tentang komentar-komentar terhadap teks Aristoteles.
8.      Akan tetapi hasil karyanya juga ada juga yang menonjol dalam bidang astronomi/ kosmologi dan kedokteran. 
Dan masih banyak lagi hasil karya Ibnu Rusyd yang diperkirakan mencapai 78 buah, baik mencakup soal filsafat, kedokteran, hukum, teologi, astronomi, sastra dan lain-lain.[2]


[1] Prof. Dr. H. Sirajuddin Zar, MA. Fisafat Islam : filosof dan filsafat. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), hlm 225.
[2]A. khudari Soleh, M. Ag, Wacana Baru Filsafat Islam. ,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004),  hlm 100.

Riwayat Hidup Ibnu Rusyd


Abu Al-walid Muhammad Ibnu Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Rusyd dilahirkan di Cordova, Andalus sekitar tahun 510 H/ 1126 M, sekitar 15 tahun wafatnya Al-gazali. Ia sendiri lebih di kenl dengan  sebutan Ibnu Rusyd, sedangkan di Barat sendiri lebih dikenal dengan nama Averrois. Akan tetapi sebutan ini lebih pantas untuk kakeknya. Ibnu Rusyd sendiri berasal dari keluarga yang terhormat dan terkenal dengan tokoh keilmuannya. Kakek dan ayahnya merupakan mantan hakim di Andalusia dan kemudian ia sendiri diangkat menjadi hakim sekitar tahun 565H/1169 M di Seville dan Cordova.[1]
Ibnu Rusyd tumbuh dan hidup dalam keluarga yang besar yang gila akan ilmu pengetahuan. Hal ini lah yang juga menyebabkan ia ilmuan. Akan tetapi hal lain yang mendukung ialah ketajaman otak yang ia miliki yang dapat menerima pelajaran dengan baik dan tidak salah ia dapat dikatakan sebagai anak yang genius. Pendidikan yang ia jalani dalam bidang tafsir, hadits, fiqh, teologi, sastra Arab, hukum, filsafat, kedokteran, astronomi, logika, fisika dan matematika.[2] Ada hal yang menjadi pusat perhatian yaitu dalam masa-mas hidupnya lebih banyak dihabiskan untuk belajar dan membaca.
Tahun 1153 M Ibnu Rusyd di undang oleh khalifah  al-Mukmin, untuk mengelola sebuah pendidikan di sana. Namun setelah tahta berpindah kepada putra al-mukmin (Abu Yakub (1163-1184)), ia diperintahkan untuk menulis komentar tentang buku-buku karangan Aristoteles, sehingga ia kemudian digelari ‘pengulas’ (comentator) oleh Dante (1265-1321).
Karier Ibnu Rusyd tidaklah mulus atau selancar apa yang kita kira, ia juga mendapatkan perlakuan yang sama seperti para pemikir terdahulu. Hal ini disebabkan karena kelompok fuqaha dan ahli-ahli hukum islam dengan Ibnu Rusyd terdapat permusuhan dan iapun di tuduh telah menganut paham-paham filsafat yang bertentangan ajaran islam. Sehingga Ibnu Rusyd kemudian diasingkan bersama dengan para filosof lain kedaerah Yasanah (namun di buku lain ia dibuang ke Lucena), perkampungan yahudi dekat Cordova,[3] dan bahkan hasil karya-karyanya di bakar (kecuali hasil karyanya yang bersifat ilmu pengetahuan murni / sains, seperti kedokteran, matematika, dan astronomi). Meskipun demikian, ia terus menulis karena ia banyak didukung oleh banyak orang terpandang di Seville.[4] Dan setelah Ibnu Rusyd diasingkan akhirnya khalifah mencabut hukumannya tersebut dan mengembalikan kembali posisi yang dimiki olehnya tersebut.
Namun setelah 1(satu) tahun ia menikmati masa kebebasannya tersebut akhirnya ia pun menghembuskan napas yang terakhir pada usia 72 tahun pada tanggal 10 Desember 1198 M / 9 Safar 595 H di Marakesh atau Maroko (dalam perhitungan Hijiriah sekitar 75 tahun). Ia meninggal di sebuah rumah tahanan, dan ia di kubur di dalam tahanan, akan tetapi kemudian barang-barang peninggalannya dikembalikan ke Kordoba di atas Bagal (sejenis keledai) yang di bayar untuk mengangkut hasil karya-karya filsafatnya. Dan diantara para putranya banyak yang meneruskan tradisi keluarga Ibnu Rusyd dan ada diantara mereka menjadi dokter Sultan.[5]


[1] Prof. Dr. H. Sirajuddin Zar, MA. Fisafat Islam : filosof dan filsafat, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), hlm 221.
[2] A. khudari Soleh, M. Ag, Wacana Baru Filsafat Islam,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm 98.
[3] Drs. H. Ahmad Syadali, MA, dan Drs. Mudzakir, Filsafat Umum, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), hlm183.
[4] Seyyed hosein Nash Oliver Leaman, Ensiklopedi Tematis: Filsafat Islam, (Bandung: Mizan, 2003), hlm 418-419.
[5] Ibid.,hlm 419.












title="Add to TheFreeDictionary.com">Add to TheFreeDictionary.com

















Free Online Dictionary

Teman-teman yang mendukung, yaitu :